Jas Merah Bung Karno

Kamis, 15 Desember 2011

Judul yang sudah tidak asing lagi, tetapi sangat berarti bagi kehidupan bersosialisasi.
Sudah sangat jelas bukan berkenaan dengan sebuah jas yang berwarna merah dan tersimpan dengan rapi di lemari.
Kata ini merupakan sebuah judul pidato Bung Karno ketika dirinya merasa "ditikam" secara politis dari belakang. Kemudian dengan sangat lantang, sang proklamator itupun mengatakan, "Jangan sekali-kali melupakan sejarah !"
Sejak saat itu, pidato Bung Karno tersebut yang dibacakan pada perayaan HUT RI tahun 1966 mulai terkenal dengan sebutan "Jas Merah". Karena beliau memberi judul pidatonya seperti itu.
Dua kata pendek yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia. Terutama pendangkalan atas arti persahabatan. Oleh karenanya kata Jas Merah ini sering ditujukan kepada orang yang suka melupakan sejarah hidupnya, serta orang-orang yang pernah berjasa kepadanya (sahabat).
Dalam banyak problema yang kita temui, sering kita temukan tragedi demi kepentingan sesaat, seseorang rela mengkhianati orang terdekatnya atau biasa disebut dengan sahabat. Dia lupa akan sejarahnya saat mereka bersama-sama berjuang. Dia lupa bahwa sahabatnya-lah yang sedikit-banyak telah mendidik dan membimbingnya dengan banyak mengorbankan/mendedikasikan waktu, pengalaman, dan pikiran untuknya. Ibarat kacang lupa akan kulitnya.
Seolah-olah dia tak sadar bahwa seorang sahabat itu lebih berarti dari siapapun. Tak peduli apakah ia lebih tua atau lebih muda dari kita. Siapapun berhak bersahabat dan berhak mendapat perlakuan sebagai sahabat.
Dalam hal ini bukan berarti penulis bermaksud menyinggung perasaan seseorang atau banyak orang. Tetapi fakta tersebut sangat sering terjadi di lingkungan kita. Dimanapun lingkungan kehidupan, pasti seringkali terjadi hal-hal yang demikian, meski kita tak sadari hal itu. Hal demikian juga ditemukan dilingkungan kerja, pemerintahan, swasta, dan lingkungan kehidupan lainnya.
Oleh karenanya dalam kehidupan bersosial, kata Jas Merah ini sangatlah berarti dan bermanfaat. Jika ada seorang sahabat yang melupakan sahabatnya yang telah mengangkat ia dari bawah, hingga kini menjulang tinggi diatas, tetapi ia lupa saat-saat ia bersama dengan sahabatnya. Dan sahabatnya rela berkorban apapun d=untuk seorang sahabatnya.
Intinya Janganlah sekali-kali melupakan sejarah, begitulah kata Bapak Proklamator kita, IR. Soekarno.